Sejarah Perkembangan Psikologi dan Pandangan Awal Aliran Psikologi


Sejarah Perkembangan Psikologi

Dibandingkan dengan disiplin ilmu lain, psikologi merupakan ilmu yang relatif muda. Namun demikian, dalam lintasan sejarah psikologi, banyak para ahli telah menulis tentang psikologi. Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah  telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teoribahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesinlainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan. Berabad-abad setelah zaman Yunani Kuno, Psikologi masih merupakan bagian dari Filsafat. 

Pada masa Renaissance, di Francis muncul Rene Decartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang “kesadaran”, sementara di Inggris muncul tokoh-tokoh seperti John Locke (1623-1704), George Berkeley (1685-1753), James Mill (1773-1836), dan anaknya John Stuart Mill (1806-1873), yang semuanya itu dikenal sebagai tokoh-tokoh aliran Asosianisme. Dalam perkembangan Psikologi selanjutnya, peran sejumlah sarjana ilmu Faal yang juga menaruh minat terhadap gejala-gejala kejiwaan tidak dapat diabaikan. Tokohnya antara lain: C. Bell (1774-1842), F. Magendie (1785-1855), J.P. Muller (1801-1858), P. Broca (1824-1880), dan sebagainya. Nama seorang sarjana Rusia, I.P. Pavlov (1849-1936), tampaknya perlu dicatat secara khusus karena dari teori-teorinya tentang refleks kemudian berkembang aliran Behaviorisme, yaitu aliran dalam psikologi yang hanya mau mengakui tingkah laku yang nyata sebagai objek studinya dan menolak anggapan sarjana lain yang mempelajari juga tingkah laku yang tidak tampak dari luar. Selain itu, peranan seorang dokter berdarah campuran Inggris-Skotlandia bernama William McDaugall (1871-1938) perlu pula dikemukakan. Ia juga telah memberi inspirasi kepada aliran Behaviorisme di Amerika dengan teori-teorinya yang dikenal dengan nama “Purposive Psychology”. Sementara para sarjana Filasafat maupun ilmu Faal berusaha untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan secara ilmiah murni, muncul pula orang-orang yang secara spekulatif mencoba untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan dari segi lain. Diantara mereka adalah F.J. Gall (1785-1828) yang mengemukakan bahwa jiwa manusia dapat diketahui dengan cara meraba tengkorak kepala orang tersebut. Teori Gall dikembangkan dari pandangan Psikologi Fakultas (Faculty Psychology) yang dikemukakan seorang tokoh gereja bernama St. Agustine (354-430).Menurut Agustine, dengan mengeksplorasi kesadaran melalui metode “introspeksi diri”, dalam jiwa terdapat bagian-bagian atau fakultas (faculties). Fakultas tersebut antara lain: ingatan, imajinasi, indera, kemauan, dan sebagainya. Menurut Gall, karena setiap fakultas kejiwaan dicerminkan pada salah satu bagian tertentu di tengkorak kepala maka dengan mengetahui bagian-bagian tengkorak mana yang menonjol kita akan mengetahui fakultas-fakultas kejiwaan mana yang menonjol pada orang tertentu sehingga kita dapat mengetahui pula keadaan jiwanya. Teori dari Gall tersebut dikenal dengan Phrenologi. Teori yang seolah-olah ilmiah ini pada dasarnya hanya bersifat ilmiah semu (pseudo science). 
Metote lainnya yang juga bersifat ilmiah semu antara lain: 
Phiognomi (IlmuWajah/Raut Muka), 
Palmistri (Ilmu Rajah Tangan), Astrologi (Ilmu Perbintangan), 
Numerologi (Ilmu Angka-angka), dan sebagainya. 
Pada akhir abad ke-19 terjadilah babak baru dalam sejarah Psikologi.

Pada tahun 1879, Wilhem Wundt (Jerman, 1832-1920) mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Leipzig yang menandai titik awal Psikologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri. Sebagai tokoh Psikologi Eksperimental, Wundt memperkenalkan metode Introspeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal sebagai tokoh penganut Strukturalisme karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terdiri dari elemen-elemen (Elementisme) dan ada mekanisme terpenting dalam jiwa yang menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu sama lainnya sehingga membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut asosiasi. Oleh karena itu, Wundt juga dianggap sebagai tokoh Asosianisme. Bandingkan dengan hadits: “Barang siapa mengenal diri (jiwa)nya, maka ia akan mengenal Tuhannya.”Salah satu hadis yang mengatakan: “Sesungguhnya masing-masing kamu itu kejadiannya terkumpul dalam perut ibunya 40 hari hari lamanya,...kemudian Allah mengutus malaikat supaya menghembuskan ruh ke dalamnya dan malaikat tersebut diperintah untuk menyampaikan 4 perkara kepadanya, yaitu: menetapkan rizkinya, ajalnya, perbuatannya, celaka dan bahagianya.” Juga berkaitan dengan hadits yang mengatakan bahwa “.... seseorang akan dimudahkan untuk apa ia diciptakan “.
Mazhab Ilmu Psikologi Boeree ( 2005:289-436 ) membaginya dalam sembilan mazhab psikologi, yakni psikologi eksperimental dan fisiologi, psikoanalisis, behaviourisme, gestalt, humanistic-existensialisme-fenomenologis, dan kognitif.


Aliran-Aliran Psikologi

A. Strukturalisme

Aliran strukturalisme ini dikemuukakan pertama kali oleh Wilhelm Wundt melalui penelitiannya. Wundt dan rekan rekannya bekerja dan menyelidiki struktur kesadaran dan kemudian mengembangkan hukum hukum pembentuknya. Wundt dan rekannya berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu memiliki struktur yang terdiri dari keadaan mental yang sederhana. Strukturalisme dari Wundt ini memiliki ciri terhadap penekanan analisis atau proses kesadaran dipandang dari elemen elemen dasar dan hukum antar elemen kesadaran. Karena pandangannya ini aliran strukturalisme disebut juga dengan psikologi elementalisme. Selain elemen dasar, kesadaran juga dipandang sebagai elemen utama kejiwaan atau kehidupan mental. Segala sesuatu dalam diri manusia berasal dari kesadaran.

Metode yang dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif. Metode introspeksi ini yaitu dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman masa lalunya atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan seperti manis, pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.

B. Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang bersifat dominan pada masanya dan merupakan hal utama yang perlu dipelajari mengenai perkembangan keilmuan psikologi. Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yang menekankan pada proses kejiwaan yang sedang dihadapi dan menghargai manfaat psikologi. Selain itu juga mempelajari fungsi kesadaran sebagai jembatan penghubung antara manusia dengan lingkungannya. Aliran fungsonalisme memandang masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Fungsional juga menghubungkan antara pikiran dan perilaku manusia dan mengaitkannya dengan hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
C. Behaviorisme

Behaviorisme merupakan lanjutan dari strukturalisme oleh Wundt. Behaviorisme menolak unsur yang dinyatakan dalam fungsional yaitu kesadaran. Behaviorisme menyatakan diri mempelajari tentang perilaku yang nyata. Aliran ini berdasarkan Ivan Pavlov dan William mc Dougall yang teorinya dikenal dengan sebutan insting. Menurut mereka, insting merupakan kecenderungan tingkah atau perilaku dalam situasi tertentu sebagai bawaan lahir yang belum ada dipelajari sebelumnya. Aliran behaviorisme ini merupakan asumsi kejiwaan dan bukannya materi atau objek, sehingga tidak dapat diteliti langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku adalah wujud dari mental atau kejiwaan manusia.

D. Psikologi Psikoanalisis

Aliran psikoanalisis merupakan pandangan yang mengaitkan kemajuan di bidang kedokteran. Aliran psikoanalisis ini diungkapkan oleh Sigmun Freud yang merupakan seorang ahli saraf. Sigmun mengungkapkan teori dasarnya tentang alam sadar dan alam bawah sadar.
Alam sadar merupakan apa yang orang sadari sepenuhnya dan merupakan alam nyata, sedangkan alam bawah sadar merupakan kesadaran semu. Hal yang terdapat di alam sadar adalah alam pra sadar yaitu disebut juga kenangan yang ada atau available memory yang mudah dipanggil kembali ke alam sadar. Ingatan ingatan masa lalu yang tidak teringat kembali dengan mudah dapat dipanggil kembali. Menurut freud keduanya dinamakan bagian terkecil dari fikiran manusia. Pada alam bawah sadar, merupakan kondisi dimana sulit untuk dibawa ke alam sadar. Pada alam dibawah sadar terdapat nafsu dan insting. Menurut Freud, kondisi alam bawah sadar merupakan bagian dari dorongan dan munculnya semangat dari dalam diri kita.
E. Aliran Humanistik
Adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat diamati. Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
F. Aliran Gestalt
Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang diartikan sebagai bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran ini memandang keutamaan dari psikologi adalah mengenai keseluruhan. Mekanisme kerja aliran ini yaitu dengan menganalisis unsur unsur kejiwaan. Kejiwaan merupakan hal yang harus dipelajari secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan ke dalam elemen elemen.

Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep aliran Gestalt ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari keseluruhan fenomena . seseorang  melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya melihat satu cahaya dalam satu waktu. Keseluruhan peristiwa saling berhubungan membentuk untaian dari masing masing lampu. Prinsip Gestalt adalah hukum pragnanz. Pradnanz diartikan dlam bahasa jerman sebagai preagnant dalam bahasa inggris atau hamil.kata ‘bagus’ dalam aliran ini bisa diartikan banyak makna seperti ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan lain sebagainya yang kemudian merujuk pada prinsip yang lebih spesifik.

Psikologi aliran Gestalt memandang totalitas batin yang mengatur atau mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama. Sedangkan elemen kejiwaan lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala gejala psikis tertentu yang bersifat khusus menurut Gestalt merupakan totalitas yang menentukan tenaga batiniah dalam jiwa manusia.